Delapan Tahun Bersama Gitarku Sayang

No Comments
Ini sebuah cerita tentang gitar kesayangan yang didapat dari hadiah mie instant ysng terdapat tanda tangan personil band Padi.

Terinspirasi dari ceritanya mbak Naqiyyah Syam yang baru aja menang dsri iseng2 berhadiahnya dari mie, selamat ya mbak, ceritanya disini.

Sebenarnya ini kejadian delapan tahun silam. Saat lagi dikos nonton tipi, ada iklan dari mie instant (lupa, kayanya Mie Sedap yang artisnya grup band Padi). Saat grup band Padi sedang genjreng-genjreng nyanyi di tengah sawah, ada tulisan berjalan dibagian bawah iklan yang mengatakan mengadakan undian berhadiah gitar ditambah tanda tangan personil Padi, kirim ke PO BOX bla bla bla..

Saat baca pertama nggak begitu tertarik, mikirnya halah paling juga nggak dapat. Semakin lama semakin dipikir, kayanya kalau pake alamat jawa kemungkinan dapat hadiahnya lebih besar deh (ini analisis tanpa dasar sebenarnya, hehe).

Lumayan dapat gitar bisa melancarkan jari-jari. Waktu itu masih jadi mahasiswa baru. Dan baru belajar gitar pas SMA. Jadi masih pemula banget (sekarang juga masih pemula, soalnya ga ditingkat2in, hanya sekedar genjreng, hehehe)

Bermodal yakin, optimis bisa dapat. Akhirnya, saat iklan itu muncul lagi, cepat-cepat tulis alamatnya. Terus mengumpulkan semua bungkus mie sedap.

Nggak cuma bungkus mie sedap punyaku, tapi juga punya teman-temanku. Saat teman-teman kos pada masak mie, aku lihat mereka masak mie apa. Giliran bungkus mie sedap dibuang ke tong sampah, aku langsung memungutnya. Di tempat sampah itu banyak ternyata bungkus mie sedap. Iya! Aku mungut-mungut bungkua mie di sampah kosan! Nggak malulah, teman sendiri kok, hehe.

Berhari-hari mengumpulkan bungkus mie, kemudian saatnya dikirim. Pakai amplop panjang, satu amplop muat 6 bungkus. Hari-hari selanjutnya, bungkus mie terbuang dengan sayangnya. Aku pungut. Cuci. Tunggu kering. Dan aku kirim lagi. Begitu juga minggu selanjutnya. Sebanyak tiga kali aku kirim bungkus2 itu.

Pengambilan Hadiah

Beberapa bulan berlalu, saat lagi rempong-rempongnya ngerjain tugas anak pwk seperti ceritaku disini, tiba-tiba ditelepon kakak sepupu kalau ada yang cari, dapat gitar, tapi penerimaan hadiah nggak bisa diwakilkan. Jadi harus diterima langsung olehku. Akhirnya dibawa balik ke kantor perwakilannya.

Ekspresiku saat itu benar-benar terkejut, bahagia, histeris. Rasa suntuk tiba-tiba menghilang. Terganti dengan rasa senaaaangggg...

Ditemani seorang kawan perempuan naik motor mencari alamat kantor perwakilannya di daerah industri pinggir kota malang. Jaman itu belum seeksis sekarang ya, jadi ngga difoto wujudnya hadiah yang aku terima. Hehe..

Setelah menemui satpam untuk mengambil hadiah, kemudian diarahkan ke kantornya, sama resepsionisnya disuruh nunggu. Kemudian gitar bertutupkan kertas karton sesuai body gitar diberikan padaku. Pihak pemberi hadiah menyuruhku untuk mengeceknya. Pas aku buka, ada stiker Padi dan tanda tangan para personil dengan tinta warna perak mengkilat. Aku menebak-nebak tanda tangan siapa saja. Tanda tangan Fadly sangat tidak asing buatku. Karena aku pernah melihatnya saat teman SMP ku berhasil mendapat tanda tangan Fadly. Begitu memastikan semua kondisi gitar tidak ada yang cacat, aku membungkusnya lagi.

Gerimis ternyata menyambut gitar baruku, berharap hanya gerimis,...

Kisah Gitar Kesayangan


Sejak itu, gitarku benar-benar menjadi kesayangaaannn. Bener-bener dirawat. Dibelikan baju gitarnya, dibersihkan dari debu. Hampir tiap hari nyanyi-nyanyi sambil main gitar. Beli buku chord gitar sampe cari chord di internet terus di print terus dijilid dijadikan buku.

Bapak yang tahu aku dapat gitar, nggak percaya, katanya bawa pulang. Akhirnya kalau pulang ke kalimantan, tu gitar diboyong juga. Repot sih emang, apalagi diliatin banyak orang, cewek bawa gitar. Ga pede sih, tapi gimana. Haha.

Pernah bapak mutusin senar gitarnya nggak sengaja, akkkkk aku sedih donkkk.. ya nggak sampe nangis siihh.. akhirnya dibelikan lagi, distem lagi. Pas balik ke malang, gitarnya diboyong lagi. Ribet sih tapi gak papalah. Buktiin ke bapak kalo bener dapat hadiah. Haha.

Saat kuliah dulu, kalau dipinjam dua hari saja belum balik, ada rasa panik. Tapi sekarang sih nggak seposesif dulu, hehe.. tapi rasanya delapan tahun menemani perjalanan hidupku, kalau jauh darinya hidup terasa hampa *halahh* hahaha..

Dan sekarang gitarnya setia menemani disamping tempat tidur. Hehe..
Gitar kesayangan pelipur lara saat sedih *eh*


Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 comments

Posting Komentar

Follower